Franchise D’Penyetz merupakan salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan di industri kuliner Indonesia, khususnya dalam segmen makanan cepat saji bercita rasa nusantara.
Dengan konsep penyajian ayam penyet dan berbagai hidangan khas Indonesia lainnya yang dikemas secara modern, D’Penyetz telah berhasil menarik perhatian pasar luas, baik dari kalangan muda hingga keluarga.
Didirikan dengan visi untuk membawa cita rasa autentik Indonesia ke level global, D’Penyetz telah berkembang pesat dan membuka banyak gerai di berbagai wilayah, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Kekuatan utama dari bisnis franchise ini terletak pada brand yang sudah kuat, sistem operasional yang terstandarisasi, serta menu yang terus berinovasi namun tetap mempertahankan cita rasa tradisional.
Bagi para calon investor atau pebisnis pemula yang ingin terjun ke dunia kuliner tanpa harus memulai dari nol, D’Penyetz menawarkan solusi yang praktis dan terbukti sukses.
Dukungan dari pusat berupa pelatihan, bahan baku berkualitas, strategi pemasaran, hingga manajemen operasional membuat mitra franchise bisa fokus pada pengembangan usaha dan pelayanan pelanggan.
Selain itu, tren makanan pedas dan lokal saat ini sedang naik daun, menjadikan D’Penyetz relevan dengan selera pasar masa kini.
Keberadaan outlet yang ramai di berbagai pusat perbelanjaan dan lokasi strategis menunjukkan besarnya potensi keuntungan yang bisa diraih.
Dengan modal investasi yang kompetitif dibandingkan dengan brand besar lainnya, franchise D’Penyetz mampu memberikan imbal balik yang menarik dalam jangka menengah hingga panjang.
Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam industri kuliner dan reputasi yang terpercaya, D’Penyetz menjadi pilihan tepat bagi siapa saja yang ingin memulai bisnis di sektor makanan dengan risiko yang lebih terukur dan peluang sukses yang tinggi.
D’Penyetz adalah jaringan restoran yang mengangkat kuliner khas Indonesia, khususnya ayam penyet, ke panggung internasional.
Didirikan oleh Edy Ongkowijaya, seorang pengusaha asal Indonesia yang merantau ke Singapura pada usia 18 tahun, D’Penyetz kini telah memiliki puluhan cabang di berbagai negara seperti Singapura, Indonesia, Brunei Darussalam, Myanmar, dan Australia.
Edy Ongkowijaya memulai perjalanannya di Singapura dengan berbagai pekerjaan, mulai dari tukang cuci piring hingga pelatih badminton, untuk membiayai kuliahnya di Nanyang Polytechnic.
Setelah lulus, ia mencoba peruntungan dengan membuka waralaba Es Teler 77 di Orchard Road, namun usaha tersebut tidak bertahan lama.
Pengalaman ini mendorongnya untuk mendirikan usaha sendiri, yang kemudian menjadi cikal bakal D’Penyetz.
Gerai pertama D’Penyetz dibuka di Jurong Point Mall, Singapura, pada tahun 2005.
Dengan konsep penyajian ayam penyet yang autentik dan sambal khas, restoran ini cepat mendapatkan tempat di hati konsumen.
Kesuksesan ini membuka jalan bagi ekspansi ke negara-negara lain, termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Myanmar.
Hingga kini, D’Penyetz telah memiliki lebih dari 40 cabang di Indonesia saja.
Nama “D’Penyetz” berasal dari kata “penyet,” yang dalam bahasa Jawa berarti “ditekan.”
Ini merujuk pada cara penyajian ayam goreng yang ditekan dengan ulekan untuk melembutkannya, kemudian disajikan dengan sambal pedas, lalapan, tahu, dan tempe.
Hidangan ini berasal dari Jawa Timur, khususnya Surabaya, dan telah menjadi favorit di berbagai kalangan.
Atas dedikasinya dalam mengembangkan kuliner Indonesia, Edy Ongkowijaya menerima berbagai penghargaan, termasuk Indonesia Franchise of The Year 2019 dan Singapore Best Foods kategori Top Rated Foods 2018.
D’Penyetz juga dikenal dengan merek lain seperti D’Cendol, yang menawarkan minuman tradisional Indonesia.
Dengan semangat kewirausahaan dan komitmen terhadap kualitas, D’Penyetz berhasil membawa cita rasa nusantara ke kancah global, menjadikannya salah satu pionir dalam industri kuliner Indonesia yang mendunia.
Berikut adalah menu D’Penyetz lengkap dengan penjelasan berdasarkan informasi dari berbagai sumber:
Ayam goreng yang disajikan dengan tahu dan tempe goreng, ditaburi kremes renyah, serta dilengkapi dengan lalapan dan pilihan sambal sesuai selera.
Bebek goreng yang disajikan dengan tahu dan tempe goreng, ditaburi kremes renyah, serta dilengkapi dengan lalapan dan pilihan sambal sesuai selera.
Ikan lele yang dibakar dengan saus madu, disajikan dengan tahu dan tempe goreng, lalapan, serta sambal terasi.
Ikan nila yang digoreng atau dibakar dengan bumbu khas Sunda, disajikan dengan tahu dan tempe goreng, lalapan, serta sambal pilihan.
Iga sapi yang dibakar dengan bumbu kecap manis, disajikan dengan tahu dan tempe goreng, lalapan, serta sambal pilihan.
D’Penyetz menawarkan berbagai pilihan sambal yang dapat dipilih sesuai selera:
Sambal Terasi
Sambal Ijo
Sambal Nano-Nano
Sambal Balado
Sambal Rica
Sambal Bawang
Sambal Mercon
Selain menu utama, D’Penyetz juga menyediakan berbagai menu pendamping:
Bayam Crispy
Tahu Tempe Bakar Madu
Tahu Telor Singapore
Kailan Tumis Bawang
Kangkung Cah
Gado-Gado
Sate
Untuk melengkapi santapan, tersedia berbagai pilihan minuman seperti:
Es Teh Manis/Tawar
Cendol
Minuman Tradisional Lainnya
Berikut adalah beberapa keunggulan D’Penyetz:
D’Penyetz dikenal karena menyajikan hidangan dengan cita rasa khas Indonesia, terutama menu penyet seperti ayam penyet, tahu tempe penyet, dan sambal yang pedas.
Sambal bawangnya yang pedas dan gurih menjadi favorit banyak pelanggan.
Restoran ini menawarkan berbagai pilihan menu, mulai dari ayam penyet, bebek, lele, hingga sayuran dan minuman tradisional seperti cendol.
Harga yang ditawarkan pun bersahabat, dengan kisaran Rp 5.000 hingga Rp 76.000 per porsi.
Sebagai bisnis, D’Penyetz memegang filosofi “No Success Comes Easy” dan “Kerja Keras Membayar Akhirnya”.
Dengan filosofi tersebut, restoran ini berhasil meraih beberapa penghargaan, seperti Franchisor of the Year 2014 dari FLA Singapura dan Most Promising Brand 2018.
D’Penyetz telah berkembang ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Singapura, Malaysia, Myanmar, dan Brunei Darussalam, dengan total 119 outlet.
Di Indonesia, cabangnya tersebar di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Restoran ini mengusung konsep modern dengan fasilitas seperti Wi-Fi, area merokok, area outdoor, ruang VIP, dan layanan pesan antar.
Hal ini menjadikan D’Penyetz sebagai tempat yang nyaman untuk bersantap bersama keluarga atau teman.
D’Penyetz menawarkan peluang kemitraan dengan investasi yang kompetitif, berkisar antara Rp1,2 miliar hingga Rp1,8 miliar.
Paket investasi ini mencakup renovasi, peralatan, dan kebutuhan lainnya, menjadikan D’Penyetz sebagai pilihan menarik bagi calon mitra bisnis.
Dengan kombinasi cita rasa autentik, harga terjangkau, konsep modern, dan peluang bisnis yang menjanjikan, D’Penyetz berhasil menarik minat konsumen di dalam dan luar negeri.
Berikut adalah syarat dan ketentuan untuk membuka franchise D’Penyetz:
D’Penyetz menawarkan dua model kemitraan:
Konsep Foodcourt/Kios: Diperuntukkan khusus untuk wilayah Jabodetabek.
Konsep Restoran/Ruko: Dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.
Durasi Lisensi: Lisensi berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang dengan biaya yang sama, tanpa kenaikan meskipun ada inflasi.
Biaya Royalti: Sebesar 5% dari omzet kotor per bulan.
Mitra franchise akan mendapatkan:
Biaya renovasi dan peralatan dapur.
Perabotan dan sistem ducting stainless.
Training intensif selama 1 bulan sebelum operasional.
Sistem operasional standar (SOP) dan dukungan pemasaran.
Foodcourt/Kios: Luas minimal 30 m².
Restoran/Ruko: Luas minimal 100 m².
Mitra diwajibkan membeli seluruh bumbu racikan dari pusat untuk menjaga konsistensi rasa.
Dengan pengelolaan yang baik, estimasi balik modal (BEP) berkisar antara 11 hingga 24 bulan.
Franchisor memberikan dukungan penuh kepada mitra, termasuk:
Bimbingan dalam pemilihan lokasi.
Panduan operasional dan pemasaran.
Sistem komunikasi yang terbuka antara franchisor dan franchisee.
Keunggulan lainnya meliputi pengakuan merek di tingkat internasional dan variasi menu yang sesuai dengan tren kesehatan, seperti penggunaan minyak tanpa kolesterol.
D’Penyetz menawarkan dua konsep franchise dengan kisaran investasi sebagai berikut:
Investasi awal: Rp250 juta – Rp350 juta
Franchise fee: Rp100 juta – Rp150 juta untuk masa lisensi 5 tahun
Royalti: 5% dari omzet bulanan
Luas minimal gerai: ±30 m²
Konsep ini cocok untuk lokasi di pusat perbelanjaan atau area foodcourt dengan lalu lintas tinggi.
Investasi awal: Rp500 juta – Rp800 juta
Franchise fee: Rp300 juta untuk masa lisensi 5 tahun
Royalti: 5% dari omzet bulanan
Luas minimal gerai: ±100 m²
Paket ini mencakup renovasi, peralatan dapur, perabotan, dan sistem ducting stainless.
Investasi total: Rp1,2 miliar – Rp2 miliar
Fasilitas: Sudah termasuk franchise fee, peralatan dapur, renovasi, dan sistem operasional
Estimasi balik modal (ROI): 11 – 24 bulan
Konsep ini ditujukan untuk lokasi strategis dengan potensi trafik tinggi.
Bergabung dengan franchise D’Penyetz menawarkan berbagai keuntungan menarik bagi calon mitra yang ingin terjun ke bisnis kuliner.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai keuntungan tersebut:
D’Penyetz telah berkembang pesat sejak didirikan pada tahun 2009, dengan lebih dari 100 outlet yang tersebar di Indonesia dan mancanegara seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, dan Australia.
Kehadiran internasional ini menjadikan D’Penyetz sebagai merek kuliner Indonesia yang dikenal luas, sehingga mitra tidak perlu membangun reputasi dari nol.
Dengan investasi awal yang bervariasi tergantung pada konsep outlet, mitra dapat meraih omzet bulanan yang signifikan.
Misalnya, untuk konsep restoran, omzet bulanan bisa mencapai Rp 250–300 juta, dengan estimasi keuntungan bersih sekitar 35% dari omzet.
Balik modal (BEP) diperkirakan dalam 11–24 bulan, tergantung pada lokasi dan kinerja outlet.
Mitra franchise akan mendapatkan berbagai fasilitas dan dukungan, termasuk:
Hak penggunaan merek D’Penyetz selama periode tertentu.
Pelatihan dan pembinaan operasional.
Pasokan bahan baku utama dari pusat untuk menjaga konsistensi rasa.
Materi promosi dan branding.
D’Penyetz juga menerapkan sistem komunikasi yang transparan dan erat antara tim pusat dan mitra, sehingga memudahkan koordinasi dan penyelesaian masalah.
Menu D’Penyetz menawarkan berbagai pilihan hidangan khas Indonesia, seperti ayam penyet, ikan, sayuran, dan nasi goreng, dengan harga yang terjangkau, berkisar antara Rp 12.000 hingga Rp 48.000 per porsi.
Variasi sambal yang beragam juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan.
D’Penyetz mengusung konsep restoran yang santai dan modern namun tetap menonjolkan nuansa tradisional Indonesia.
Desain ini membuat pelanggan merasa nyaman dan menikmati suasana yang akrab saat bersantap.
D’Penyetz telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, seperti Indonesia Franchise of The Year 2019 dan Indonesia Digital Popular Brand Award 2017.
Pengakuan ini mencerminkan kualitas dan reputasi merek yang solid di industri kuliner.
Mitra D’Penyetz didorong untuk aktif dalam pemasaran digital, terutama melalui media sosial, untuk meningkatkan brand awareness dan menarik pelanggan.
Beberapa mitra bahkan berhasil mencapai jangkauan yang luas melalui kampanye digital yang efektif.
D’Penyetz menekankan pentingnya konsistensi rasa dan kualitas layanan.
Setiap outlet diharapkan menjaga standar tinggi dalam penyajian makanan dan pelayanan kepada pelanggan, sehingga menciptakan pengalaman bersantap yang memuaskan dan mendorong loyalitas pelanggan.
Berikut adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dari franchise D’Penyetz, sebuah jaringan restoran yang terkenal dengan hidangan ayam penyet dan makanan khas Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Analisis ini dibuat berdasarkan informasi umum dari sumber terpercaya, termasuk profil bisnis, model waralaba, dan tren pasar F&B di Asia Tenggara:
D’Penyetz adalah salah satu brand penyet yang paling dikenal di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Brand ini kuat dan punya citra yang melekat sebagai spesialis ayam penyet dengan sambal khas.
Cita rasa khas Indonesia yang autentik, terutama sambalnya yang dikenal pedas dan variatif (bisa pilih level pedas), menjadi daya tarik utama.
Konsistensi rasa juga dijaga lewat SOP dapur yang ketat.
D’Penyetz memiliki sistem manajemen waralaba yang matang: mulai dari pelatihan, supply chain terpusat, hingga dukungan operasional.
Hal ini memudahkan mitra dalam menjalankan bisnis.
Tidak hanya ayam penyet, D’Penyetz juga menyajikan aneka menu lain seperti bebek penyet, iga bakar, seafood, dan nasi goreng.
Ini membuatnya menarik untuk konsumen luas.
D’Penyetz memiliki cabang di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Brunei, dan bahkan Uni Emirat Arab.
Hal ini meningkatkan kredibilitas dan membuka peluang ekspansi global.
Meskipun sambal pedas menjadi daya tarik, ada segmen konsumen yang menghindari makanan terlalu pedas, terutama anak-anak dan lansia.
Untuk skala outlet dine-in, biaya franchise bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, yang bisa jadi penghalang bagi calon mitra dengan modal terbatas.
Dengan menu yang variatif dan kebutuhan akan konsistensi rasa tinggi, manajemen dapur perlu SDM terlatih dan kontrol kualitas yang ketat.
Karena menu cukup luas, bisa ada kanibalisasi antar produk, dan konsumen bisa bingung memilih jika terlalu banyak varian.
Permintaan akan makanan khas Indonesia di luar negeri meningkat.
D’Penyetz punya peluang besar membuka cabang baru di negara dengan populasi diaspora Indonesia atau penggemar makanan Asia.
Dengan tren digitalisasi dan konsumsi via online (GoFood, GrabFood, ShopeeFood), D’Penyetz bisa memperluas jangkauan pelanggan lewat cloud kitchen dan layanan antar.
D’Penyetz bisa melakukan inovasi produk, kolaborasi dengan brand minuman seperti kopi susu, boba, atau dessert khas Indonesia untuk memperluas daya tarik.
Permintaan makanan halal yang enak dan autentik meningkat di berbagai negara, dan D’Penyetz sudah memiliki positioning sebagai restoran halal.
Munculnya banyak pemain baru di segmen “ayam penyet” dan makanan Indonesia, baik dalam bentuk warung hingga restoran modern, membuat kompetisi semakin tajam.
Ketergantungan pada bahan baku seperti ayam, cabai, dan minyak goreng membuat operasional rentan terhadap fluktuasi harga dan krisis suplai (seperti saat inflasi tinggi).
Tenaga kerja di bidang F&B mengalami turnover tinggi.
Mutu makanan bisa menurun jika koki atau kru dapur tidak kompeten atau tidak mengikuti SOP.
Tren makanan cepat berubah, misalnya konsumen urban kini lebih menyukai makanan sehat, rendah minyak, atau plant-based. D’Penyetz perlu berinovasi agar tetap relevan.
Menjalankan bisnis franchise D’Penyetz memerlukan strategi yang tepat untuk mencapai kesuksesan.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan:
Miliki Passion yang Kuat
Edy Ongkowijaya, pendiri D’Penyetz Group, menekankan pentingnya memiliki passion dalam berbisnis. Ia memulai usahanya karena kecintaannya pada bisnis kuliner dan keinginannya untuk menghadirkan ayam goreng lengkap dengan tahu dan tempe di Singapura. Passion yang kuat akan membantu Anda menghadapi tantangan dan tetap termotivasi dalam menjalankan bisnis.
Terlibat Secara Langsung dalam Operasional
Keterlibatan langsung dalam operasional bisnis memungkinkan Anda memahami seluk-beluk usaha dan memastikan kualitas tetap terjaga. Edy Ongkowijaya menyarankan agar pemilik bisnis terjun langsung dalam pengelolaan harian untuk menjaga keaslian dan kualitas produk.
Pilih Lokasi yang Strategis
Lokasi yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis kuliner. Pilihlah tempat yang ramai dan mudah diakses oleh target pasar Anda, seperti area dekat kampus, perkantoran, atau pusat perbelanjaan.
Pahami dan Patuhi Sistem Franchise
Setiap franchise memiliki sistem dan standar operasional yang harus diikuti. Memahami dan mematuhi sistem tersebut memastikan konsistensi kualitas dan layanan yang diberikan kepada pelanggan.
Kelola Keuangan dengan Bijak
Pengelolaan keuangan yang baik adalah kunci keberhasilan bisnis. Pastikan Anda memiliki anggaran yang tepat, termasuk perhitungan biaya operasional, royalti, dan modal awal. Mengikuti sistem keuangan standar yang ditetapkan oleh franchisor juga penting untuk menjaga transparansi dan efisiensi.
Lakukan Promosi yang Efektif
Promosi yang tepat akan meningkatkan visibilitas dan menarik pelanggan. Manfaatkan media sosial, program loyalitas, dan event khusus untuk mempromosikan outlet Anda. Strategi promosi yang kreatif dan sesuai dengan target pasar akan membantu meningkatkan penjualan.
Jaga Kualitas Produk dan Layanan
Konsistensi dalam kualitas makanan dan pelayanan adalah faktor penting dalam mempertahankan pelanggan. Pastikan standar operasional prosedur (SOP) dijalankan dengan baik dan lakukan pelatihan rutin kepada karyawan untuk menjaga kualitas.
Bangun Hubungan Baik dengan Franchisor
Komunikasi yang baik dengan franchisor membantu dalam mendapatkan dukungan operasional, pelatihan, dan informasi terbaru mengenai bisnis. Hubungan yang harmonis dengan franchisor juga memudahkan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
Dengan menerapkan tips di atas, Anda dapat meningkatkan peluang sukses dalam menjalankan bisnis franchise D’Penyetz.
D’Penyetz merupakan salah satu bisnis franchise yang bergerak dalam bidang kuliner dengan konsep penyetan khas Indonesia.
Dalam menjalankan model bisnis franchise-nya, D’Penyetz menawarkan berbagai kelebihan, seperti brand yang sudah dikenal luas dan menu yang disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia.
Franchise ini memberikan peluang kepada investor atau pengusaha untuk membuka cabang dengan sistem yang terstruktur dan dukungan penuh dari pusat.
Hal ini termasuk pelatihan, bahan baku berkualitas, serta manajemen operasional yang telah terbukti efektif.
Dengan investasi yang relatif terjangkau dan potensi keuntungan yang tinggi, D’Penyetz menjadi pilihan yang menarik bagi para calon pengusaha yang ingin terjun ke industri kuliner.
Selain itu, D’Penyetz juga mengutamakan konsistensi rasa dan kualitas yang membuatnya terus berkembang pesat di pasar, serta memiliki daya tarik bagi konsumen yang mencari makanan dengan cita rasa autentik dan harga yang terjangkau.